OORAH !
2nd anniversary ! Jumlah yang sebenernya
cukup mengejutkan gue juga. Kenapa mengejutkan ? Well, sedikit flashback
ke belakang.. kenapa dibilang mengejutkan ya karena I never thought
this would happen.
Twenty zero nine. Dia dateng dengan kondisi
tidak sedang sendiri, begitu pula gue. To be honest yang terpikirkan gue
dia pasti cuma sekedar iseng. Karena saat itu gue juga udah set up plan
buat pindah ke luar dari kota (negara tepatnya) ini, jadilah yang
terpikirkan gue pun kedekatan gue dengan dia ga akan bertahan lama. I
bet my bottom for dollars that it would only last for 3 months.
Ternyata hitungan gue salah. Tebakan gue kalau dia cuma iseng juga salah. Singkat kata, we’re in a relationships.
Lalu apa rasanya 2 tahun pacaran dengan dia ?
Mengejutkannya, ternyata sangat
membahagiakan. Kenapa mengejutkan ? Well to be honest gue cukup skeptis,
skeptis karena dia punya reputasi yang cukup buruk di bidang asmara.
Skeptis karena gue emang orang yang ga percayaan sama yang namanya
laki-laki. (Oh, tentu saja dia tau itu. Udah gue kasi tau dari awal,
tapi masih nekat juga). I have a bitter and cynical image towards love
and relationships. Now can you imagine apa jadinya gue yang skeptical
dipasangkan dengan dia yang punya rapor kurang bagus di bidang asmara ?
Ragu sudah tentu. Ragu, apa bener dia sudah
bener-bener berubah. Dan ragu, because I don’t even feel like I have the
ability to change someone. But he keeps convincing me, that he never
felt as happy as this before. He feels contented, complete and nothing
to look for more. And so does his friends yang bilang how different
& that he looks happy now. You know, being the reason of someone’s
happiness ? That.
The way he treats me, ga ada yang berubah
sedikit pun. Terhitung November 2009, komunikasi gue dan dia bisa
dibilang ga berhenti sedikitpun. Dari sama-sama bangun tidur sampe mau
tidur lagi, we always chat on messenger, even waktu dia lagi
sibuk-sibuknya di kantor or when he’s hanging out with his friends. One
simple thing that I don’t think that every guy would do that.
Manis-manisnya dia juga ga pernah berubah dari dulu, dari
perhatian-perhatian kecil sampe rajin nyanyiin gue berbagai lagu di
telfon. *dies*
Usaha dia untuk bener-bener menjaga hubungan
juga sangat keliatan. Dari yang sampe nyediain stok batere
banyak-banyak, make hp dobel, selalu ngabarin kalo ke mana-mana atau pas
hpnya mati. Nothing’s change. It’s just like what he said, that this
relationships is too precious for him, that he’d do anything just to
make it lasts. Kata orang-orang kan seberapa besarnya rasa sayang
seseorang ke kita bisa keliatan dari seberapa kuatnya dia mempertahankan
hubungan kan ? There.. There..
I’ve got many questions about us yang nanyain
tentang pernah berantem ngga sih, berdua kok bisa mesra melulu sih,
endebla endecle. Bitch, please.. you don’t know how far we both traveled
before we (finally) found each other. I even think to write a novel
about our long lost story just so you know. Jadi, katanya orang tua sih,
something that comes uneasy, bakal lebih bener-bener dijaga. Gitu sih.
So finally here I am. On our second
anniversary, being with someone yang punya personality bertolak
belakang. Yang satu kalem, yang satunya loud-mouthed. Yang satunya ga
enakan, yang satunya too straight-forward. Yang satunya tenang, yang
satunya punya kelebihan tantrum. Tapi kalo kaya di komik-komik kan emang
pasangan kaya begitu kan yang relationshipsnya manis ? *dipanah*
Oh, satu lagi. Trus gue sekarang ke mana-mana
kalo ketemu orang pasti ditanyain kenapa gue masih di sini-sini aja ?
Bukannya kemarenan katanya mau ke anu gitu. Jawaban gue sama dong, he is
the reason I am staying. Hence, I feel like slapping anyone who asks
whether I really love him. Bitch, please. He changed my travel plans.
You still can’t tell how much I love him ?
And at last, happy second anniversary and counting, baby ! Let’s make this last in perpetual. I love you beyond words !
Copy-pasted from : http://desripoe.com/Poe-2Anniversaryize